Sunday, November 22, 2009
Suplemen kuliah pengantar sosiologi semester 1
Suplemen Pengantar Sosiologi
Semester 1 Prodi Sejarah FKIP
Dosen Pengampu : Naibul Umam
SOSIOLOGI
Sosiologi adalah ilmu yang berkenaan dengan kehidupan bermasyarakat. Dengan kata lain, ilmu yang mempelajari tentang kehidupan manusia dalam masyarakat. Orang sering menyebut sebagai Ilmu Masyarakat.
• Ibnu Chaldun: sosiologi adalah mempelajari tentang masyarakat manusia dalam bentuknya yang bermacam-macam, watak dan ciri-ciri daripada trap-trap bentuk dan hukum-hukum yang menguasai perkembangannya.
• Max Weber:sosiologi adalah ilmu yang memberikan interpretasi dan pengertian-pengertian tentang perbuatan sosial
• Selo Soemardjan & Soelaeman Soemardi: sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial
TOKOH-TOKOH SOSIOLOGI
• Sosiolog pertama adalah Ibn Kaldun, seorang cendekiawan Arab abad ke-14 dari Afrika Utara. Kitab ”Muqaddimah”, diakui sebagai buku pertama sosiologi yang didalamnya membahas teori-teori ilmu sosial, kohesi sosial dan konflik sosial
• Emmanuel Joseph Sieyes (1748-1836) ilmuwan Perancis, orang pertama yang menggunakan kata ’sosiologi’ tahun 1780
• Auguste Comte (1798-1857) menggunakan istilah ’fisika sosial’. Comte berusaha menyatukan sejarah, psikologi dan ekonomi melalui pemahaman ilmiah bidang sosial. Dikenal sebagai ’Bapak Sosiologi’
• Masa klasik didominasi oleh ilmuwan dari Anglo-Amerika seperti Alexis de Tocqueville, Karl Marx, Friedrich Engles, Herbert Spencer, Vilfredo Pareto, Ludwig Gumplowicz, Ferdinand Tonnies, Emile Durkheim, Gabriel Tarde, Thorstein Veblen, Georg Simmel, George Herbert Mead, Charles Cooley, Werner Sombart, Max Weber, WEB Du Bois, Moisey Ostrogorsky, Robert Michels, Charlotte Gilman, Antonio Gramsci, Florian Znaniecki, Gyorgy Lukacs, Maurice Halbwachs, Theodor W Adorno, dan Talcott Parsons.
• Karya-karya sosiolog klasik berinteraksi dengan ekonomi, hukum, psikologi dan filsafat dengan teori-teori yang telah disesuaikan dalam berbagai disiplin akademis
• Masa akhir abad 20 dan tokoh-tokoh Kontemporer adalah Louis Althusser, Jean Baudrillard, Zygmunt Bauman, Simone de Beauvoir, Ulrich Beck, Howard S. Becker, Daniel Bell, Robert Bellah, Peter Berger, Andre Beteille, Herbert Blumer, Pierre Bourdieu, Michael Burawoy, Ernest Burgess, Judith Butler, Manuel Castells, Dieter Claessens, Ralf Dahrendorf, Guy Debord, Terry Eagleton, Michel Foucault, Gilberto Freyre, Steve Fuller, Herbert Gans, Ernest Gellner, Anthony Giddens, Paul Gilroy, Barney Glaser, Erving Goffman, Jurgen Habermas, Stuart Hall, Richard Hoggart, Bell Hooks, Luce Irigaray, Fredic Jameson, Julia Kristeva, Bruno Latour, Gerhard Lenski, Seymoru Martin Lipset, Niklas Luhmann, Michel Maffesoli, Herbert Marcuse, Marcel Mauss, Robert K Merton, Ralph Miliband, C. Wright Mills, Antonio Negri, Nicos Poulantzas, John Rex, George Ritzer, Edward Said, Alfred Schultz, Dorothy Smith, Pitirim Sorokin, MN Srinivas, Anselm Strauss, John Thompson, Barry Wellman, Edvard Westermarck, dan Raymond Williams. Masing-masing tokoh dikaitkan dengan perspektif teoritis tertentu seperti psikologi, filsafat, ekonomi, politik.
• Durkheim, Marx dan Weber dikenal sebagai tiga pendiri utama Sosiologi. Karya-karya mereka pantas dikaitkan dengan wacana fungsionalisme dan teori konflik.
Teori – teori sosiologi
• Teori adalah hubungan antara dua fakta atau lebih yang dapat diamati dan pada umumnya dapat diuji secara empiris
• Teori merupakan hubungan antara dua variabel atau lebih yang telah diuji kebenarannya
Variabel : karakteristik dari orang, benda, keadaan yang mempunyai nilai-nilai berbeda, seperti usia, sex, dll
Kegunaan teori : memberikan petunjuk; mempertajam atau lebih mengkhususkan fakta yang dipelajari; berguna dalam pengembangan sistem klasifikasi fakta dan mengembangkan definisi yang penting untuk penelitian; untuk mengetahui ke arah mana masyarakat akan berkembang atas dasar fakta yang diketahui.
TEORI FUNGSIONALISME STRUKTURAL
• Paradigma yang luas, baik dalam sosiologi dan antropologi, yang membahas struktur sosial. Dipopulerkan oleh Herbert Spencer. Teori ini menyebut bahwa norma-norma, nilai-nilai dari lembaga-lembaga sebagai sebuah ’organisme perilaku’ yang bekerja ke arah yang tepat-fungsi dan stabil dalam menjaga kohesifitas masyarakat. Tokoh teori ini adalah Talcott Parsons (teori sistem umum) dan Robert K. Merton (fungsionalisme & struktural sebagai teori)
• Teori ini menyebut bahwa dalam semua sistem sosial, ada 4 fungsi penting yaitu AGIL (A) Adaptation; (G) Goal Attainment, (I) Integration, dan (L) Latency.
• Adaptation (adaptasi) : sebuah sistem harus menanggulangi situasi eksternal yang gawat, sistem harus menyesuaikan dengan lingkungannya
• Goal Attainment (pencapaian tujuan) : sebuah sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan utamanya
• Integration (integrasi) : sebuah sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian yang menjadi komponennya. Sistem juga harus mengatur antar hubungan fungsi lain (A,G,L)
• Latency (pemeliharaan pola) : sistem harus melengkapi, memelihara & memperbaiki, baik motivasi individual maupun pola-pola kultural yang menciptakan dan menopang motivasi
STRUKTUR SISTEM TINDAKAN UMUM
SISTEM KULTURAL SISTEM SOSIAL
ORGANISME PERILAKU SISTEM KEPRIBADIAN
Penjelasan gambar :
• Organisme perilaku: sistem tindakan yang melaksanakan fungsi adaptasi dengan menyesuaikan diri dengan & mengubah lingkungan eksternal
• Sistem kepribadian melaksanakan fungsi pencapaian tujuan dengan menetapkan tujuan sistem & memobilisasi sumberdaya yang ada untuk mencapainya.
• Sistem sosial menanggulangi fungsi integrasi dengan mengendalikan bagian-bagian yang menjadi komponennya.
• Sistem kultural melaksanakan fungsi pemeliharaan pola dengan menyediakan aktor seperangkat norma & nilai yang memotivasi mereka untuk bertindak
(Di Indonesia, teori fungsionalisme struktural dapat dilacak pada gaya Pemerintahan Soeharto
yang cenderung semua dalam keadaan kondusif, mengikuti petunjuk dan perintah, top-down,
banyak mengadopsi budaya mataram-jawa, menjauhi konflik).
Merton menyebut dalam teori ini dikenal 2 istilah yaitu disfungsi dan nonfungsi. Disfungsi terjadi jika struktur, individu, pranata, dsb tidak berfungsi positif (+), tapi negatif (-). Sedangkan nonfungsi terjadi jika struktur, individu, pranata, dsb tidak berjalan sebagaimana fungsinya dalam masyarakat.
Merton menawarkan konsep ”keseimbangan bersih” (net balancing) untuk melihat perimbangan fungsi (+) dan fungsi (-). Merton juga mengajukan 2 konsep fungsi yaitu fungsi manifest (nyata) yaitu fungsi yang diharapkan; dan fungsi latent (tersembunyi) yaitu fungsi yang tersembunyi atau tidak diharapkan.
TEORI KONFLIK
• Sebaliknya, teori konflik adalah perspektif yang mengkritik menyeluruh sistem sosio-politik yang menekankan ketidaksetaraan kelompok sosial tertentu, atau yang lain mengurangi fungsionalisme struktural dan konservatisme. Teori konflik berfokus pada perbedaan kekuasaan dan konflik kelas,
• Teori konflik dipopulerkan oleh Ralph Dahrendorf dan Randal Collins. Mereka berasumsi bahwa masyarakat atau sistem sosial dalam keadaan dinamis dan memiliki potensi konflik serta disintegrasi. Adanya keteraturan dalam masyarakat terjadi karena adanya pemaksaan (koersi).
• Teori ini juga mengasumsikan bahwa tiap posisi sosial memiliki otoritas tersendiri yang bukan ditentukan oleh individu, melainkan oleh posisi yang disandang individu tersebut.
• Otoritas tersebut membawa 2 bentuk kepentingan, yaitu kepentingan latent (adanya harapan peran yang tidak disadari) dan kepentingan manifest (kepentingan tersembunyi yang telah disadari)
• Teori konflik juga membagi 3 tipe kelompok sosial yaitu (1) Kelompok semu (quasi group) adalah kumpulan beberapa individu yang memegang posisi dan kepentingan yang sama;(2) kelompok kepentingan adalah kelompok bentukan dari quasi group yang telah memiliki struktur, bentuk organisasi, tujuan perorangan, dan anggota yang jelas; (3) kelompok konflik yaitu kelompok yang terlibat secara formal dengan konflik antar kelompok dalam sistem sosial tertentu.
• Konflik adalah proses sentral dalam kehidupan masyarakat karena pada dasarnya, struktur sosial tidak terpisah dari aktor yang membangunnya. Teori konflik memandang bahwa struktur sosial adalah esensi dari pola interaksi dan individu-individu dalam struktur terus menerus menciptakan ulang organisasi sosialnya.
• Teori konflik juga menegaskan bahwa tiap orang hidup dalam kondisi subjektif yang dibangunnya sendiri tetapi mengakui bahwa ada kekuasaan oranglain yang mempengaruhi atau mengontrol pengalaman subjektif individu, tetapi juga sebaliknya ada kecenderungan individu untuk mengontrol orang yang berbeda.
Metode Penelitian Sosiologi
Metode Kualitatif
Suatu metode yang mengutamakan bahan yang sukar diukur dengan angka-angka atau ukuran eksak lainnya, walaupun bahan-bahan tersebut terdapat dengan nyata di dalam masyarakat
Metode Kuantitatif
Suatu metode yang mengutamakan bahan-bahan atau keterangan dengan angka-angka sehingga gejala-gejala yangditelitinya dapat diukur dengan mempergunakan skala-skala, indeks, tabel, dan formula yang semuanya sedikit banyak mempergunakan bantuan ilmu pasti.
3 teknik penyelidikan sosiologi
(1) Teknik interview: suatu cara mengumpulkan bahan-bahan sosiologi dengan jalan mengadakan tanya jawab secara langsung
• Pool-type interview : pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanyakan serta jawaban-jawaban telah ditentukan sebelumnya
• Open-end interview : subjek yang akan diselidiki diberi kebebasan untuk memberikan jawaban-jawaban atas pertanyaan yang sudah ditentukan sebelumnya
• Non-structured interview: pertanyaan dan jawaban belum ditentukan sebelumnya
(2) Teknik Observasi : suatu cara untuk mengumpulkan keterangan yang diinginkan dengan jalan mengadakan pengamatan secara langsung. Peneliti langsung mendatangi sasaran,mendengarkan, melihat serta membuat catatan untuk kemudian dianalisa guna mendapatkan hipotesa
• Participant observation : peneliti ikut mengambil kehidupan dalam masyarakat yang ia selidiki
• Non participant observation : mengadakan penelitian tanpa mengambil kehidupan masyarakat yang ia selidiki, jadi seolah-olah hanya sebagai penonton saja.
(3) Teknik Sosiometri : suatu rangkaian teknik untuk mengukur secara kuantitatif dan diagramatis hubungan antara orang-orang di dalam suatu kelompok. Biasanya menggunakan kuesioner.
APLIKASI SOSIOLOGI DAN MANFAATNYA
• Sosiologi dapat diaplikasikan untuk melihat persoalan-persoalan di dalam masyarakat seperti kemiskinan, kejahatan, disorganisasi keluarga, masalah generasi muda, peperangan, pelanggaran terhadap norma-norma masyarakat, masalah kependudukan, masalah lingkungan dan birokrasi.
• Sosiologi mempunyai kegunaan bagi proses pembangunan dalam hal :
• Tahap perencanaan untuk mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan sosial, pusat perhatian sosial, lapisan sosial, pusat-pusat kekuasaan,siste dan saluran komunikasi sosial
• Tahap pelaksanaan untuk mengidentifikasi kekuatan-kekuatan sosial dalam masyarakat dan pengamatan terhadap perubahan-perubahan sosial yang terjadi
• Tahap evaluasi yaitu untuk menganalisa efek-efek sosial dari pembangunan
bersambung.............
Soal dan Jawaban semester 1 pengantar sosiologi
UJIAN TENGAH SEMESTER GASAL TH. AK. 2009 /2010
MATA KULIAH PENGANTAR SOSIOLOGI
1. Jelaskan perkembangan ilmu sosiologi yang berpijak dari filsafat ilmu
Filsafat ilmu membagi objek bahasannya menjadi dua yaitu objek formal dan objek material. Dari kedua objek tersebut muncul tiga kelompok ilmu pengetahuan yaitu social science, natural science dan humaniora. Sosiologi merupakan bagian dari ilmu pengetahuan sosial (social science). Munculnya sosiologi sebagai ilmu pengetahuan tidak bisa dipisahkan dari perkembangan zaman dan tumbuhnya peradaban manusia. Hal serupa juga terjadi pada ilmu pengetahuan sosial yang lain seperti ekonomi, psikologi, sejarah, ilmu jiwa sosial dan sebagainya. Perkembangan ilmu pengetahuan sosial (termasuk sosiologi) terjadi sejak abad ke-19.
2.Uraikan pemahaman saudara mengenai pengertian sosiologi yang didasarkan pada pendapat para ahli
Sosiologi adalah ilmu yang berkenaan dengan kehidupan bermasyarakat. Dengan kata lain, ilmu yang mempelajari tentang kehidupan manusia dalam masyarakat. Orang sering menyebut sebagai Ilmu Masyarakat. Sebagaimana definisi beberapa ahli seperti :
• Ibnu Chaldun: sosiologi adalah mempelajari tentang masyarakat manusia dalam bentuknya yang bermacam-macam, watak dan ciri-ciri daripada trap-trap bentuk dan hukum-hukum yang menguasai perkembangannya.
• Max Weber:sosiologi adalah ilmu yang memberikan interpretasi dan pengertian-pengertian tentang perbuatan sosial
• Selo Soemardjan & Soelaeman Soemardi: sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial
3.Jelaskan perbedaan antara paradigma sosiologi dengan paradigma metafisik dan paradigma konstruk
Kali pertama diintrodusir oleh Thomas S. Kuhn dalam ”The Structure of Scientific Revolution” tahun 1962 yang diterjemahkan ”Peran Paradigma dalam Revolusi Sains” tahun 1989. Kuhn menjelaskan makna paradigma dan mengklasifikasinya menjadi tiga hal yaitu Paradigma metafisik (metaphysical paradigm); sosiologis (sociological paradigm); dan konstruk (construct paradigm).
Paradigma metafisik memerankan fungsi :
• Menunjuk kepada sesuatu yang menjadi pusat perhatian komunitas ilmuwan;
• Menunjuk kepada komunitas ilmuwan yang memusatkan perhatian untuk menemukan sesuatu yang ada;
• Menunjuk pada ilmuwan yang berharap menemukan sesuatu yang sungguh-sungguh ada.
Paradigma sosiologi mengacu pada pengertian keragaman fenomena yang menjadi kajian ilmuwan yang hasilnya diterima oleh ilmuwan di bidangnya
Paradigma konstruk ialah konsep yang paling sempit berkaitan dengan ilmu tertentu
4.Jelaskan apa saja yang dikaji dalam paradigma fakta sosial
Paradigma fakta sosial dikembangkan oleh Emile Durkheim dalam “The Rules of Sociological Method”, tahun 1895 dan “Suicide” tahun 1897. Ia mengkritik sosiologi yang didominasi August Comte dengan positivismenya bahwa sosiologi dikaji berdasarkan pemikiran, bukan fakta lapangan. Durkheim menempatkan fakta sosial sebagai sasaran kajian sosiologi yang harus melalui kajian lapangan (field research) bukan dengan penalaran murni. Teori-teori dalam paradigma ini adalah teori fungsional structural, teori konflik, teori sosiologi makro dan teori system.
Yang menjadi kajian paradigma fakta sosial adalah : struktur sosial dan pranata sosial.
Struktur sosial adalah jaringan hubungan sosial dimana interaksi terjadi dan terorganisir serta melalui mana posisi sosial individu dan sub kelompok dibedakan
Pranata sosial adalah norma dan pola nilai
5.Tunjukkan perbedaan antara paradigma definisi sosial dengan paradigma perilaku sosial
Paradigma definisi sosial tokohnya adalah Max Weber yang menganalisis tindakan sosial (social action). Tindakan sosial adalah tindakan individu terhadap orang lain yang memiliki makna untuk dirinya sendiri dan untuk orang lain. Kata kuncinya “tindakan yang penuh arti”. Weber tidak memisahkan antara struktur dan pranata sosial karena keduanya membuat manusia membentuk tindakan yang penuh makna. Untuk mengkajinya digunakan metode “analisis pemahaman” (interpretative understanding). Teori-teori dalam paradigma ini adalah fenomenologi, interaksionisme simbolik, etnometodologi dan dramaturgi
Paradigma perilaku sosial tokohnya adalah B.F. Skinner. Objek sosiologi adalah perilaku manusia yang tampak serta kemungkinan perulangannya (hubungan antar individu dan lingkungannya). Sehingga paradigma perilaku sosial adalah mekanisme stimulus dari respon, tindakan sosial dimana aktor hanya penanggap pasif dari stimulus yang datang padanya. Teori yang tergabung dalam paradigma ini adalah sosiologi behavioral dengan konsep “reinforcement” dan proposisi “reward and punishment”, serta teori exchange dengan asumsi selalu ada “take and give” dalam dunia sosial
Monday, May 4, 2009
hair
Hair is one of our most powerful symbols of individual and group identity-powerful first because it is physical and therefore extremely personal, and second because although personal it is also public, rather than private. Furthermore, hair symbolism is usually voluntary rather than imposed or given. Finally, hair is malleable, in various ways, and therefore singularly apt to symbolize both differentiation between, and change in, individual and group identities.
People do so many things to their hair nowadays, and meanings are so varied, that it would seem to be impossible to see any social order in the range and variation. All is individual. Punks and Skins, Rastafarians, balding sixties Hippies and young nineties Yuppies, wet looks, braids, dreadlocks, crew cuts, dyed blondes, beards, ponytails, men with toupees, women with wigs.
Hair grows all over the body, in terms of body symbolism there are only three zones of social significance: head hair (the scalp); facial hair (beards, moustaches, eyebrows, eyelashes, sideburns); and body hair (chest hair, arm-pit or axillary hair, leg, arm, back and pubic hair). Each of these zones has both gender and ideological significance.The hair same as the face. It is also made up, put on and subject to fashion. It is public, but also intensely private and intimate. How about your hair?
the face
The Face
What is the face ? the face, as unique, physical, malleable and public, is the prime symbol of the self. It is unique, for no two faces are identical, and it is in the face that we recognize each other, and identify ourselves. Our faces are pictured in our passports and identification papers.
The face is physical, and therefore personal, yet it is also made up, put on and subject to fashion. It is public, but also intensely private and intimate.
Furthermore, the face indicates the age, gender and race of the self with varying degrees of accuracy, also our health and socio-character and personality. The face is the location both of four of our five senses-sight, taste, smell, and hearing-and for our intakes of food, drink and air. It is also the source of verbal communication, and an important source for non-verbal communication.
“We didn’t need dialogue, we had faces”
The face is also identify of beauty. Every human need their face are beautiful. The power of beauty in society very important for woman and for men. One indication of this is cosmetic surgery. So how much you need to beauty for your face ?
“if you beauty, therefore you are”. ........Aren’t you?
Monday, April 20, 2009
beauty
The United Nations Declaration of Human Rights states in Article 2 : Everyone is entitled to all rights and freedoms set forth in this Declaration, without distinction of any kind, such as race, colour, sex, language, religion, political or other opinion, national or social origin, property, birth or other status.
The most powerful critique of the beauty comes from the women’s movement. In their view women’s interest in beautification are contributing factor in the oppression of women. Make up is a symbol of this oppression. Women’s narcissism impoverishes her instead of enriching annihilates herself. Beauty is no substitute for hard work; and that make up can substitute for creating a work of art. Beauty is political. Therefore, beauty in this view is not goodness, but evil; not an investment but a waste; not truth but a lie, as the satirist had always said; not wisdom but stupidity; not fun but political; not life but dangerous to life and health; not freedom but a trap; not a solution but a major social problem.
What about natural beauty?
body
The body is the tomb of the soul – Plato
Your body is the temple of the Holy Spirit – Saint Paul
The human body may be considered as a machine – Descrates
The body is what I immediately am…I am my body - Sartre
The Oxford English Dictionary defines the body as : The physical or material frame or structure of man or of any other animal; the whole material organism viewed as an organic entity.
What ‘the whole’ defines? Sartre define that the body simply is the ‘frame or structure’ of ‘man’ or animal, the body is the self. Descrates define that the body as same as a machine. Saint Paul define that the body it is also and even primarily spiritual. Now to at present on the range of modern construction, what is the body?
The body parts such as breasts, thighs, lips, eyes, heart, belly, navel, hair, penis, nipples, anus, brain, guts and balls and also much more have imposed layers of ideas, images, meanings and associations on these biological systems which together operate and maintain our physical bodies. Our bodies and body parts are loaded with cultural symbolism, public and private, political and economic, positive and negative, sexual, moral and often controversial, and so are the attributes, functions and state of the body and the senses. Height and weight, eating and drinking, making love, gestures and body language, even various diseases, colds or AIDS, are not simply physical phenomena, they are also social. Therefore, the body and the senses are socially constructed in various ways by different populations, as are the various organs, processes and attributes of the body. The body is not a ‘given’, but a social category with different meanings imposed and developed by every age, and by different sectors of the population. And the last the body is the prime symbol of the self, and the prime determinant of the self.
According to those description its we have more question what the body need for symbol of the self, and determinant of the self. Same questions what defines of beauty, health, good clothe or dress, and personal performance and what needs for all of them. At present, there is no consensus on the meaning of the body and, in a pluralistic society, no consensus can be expected. Construction reflect the values not only of the culture, but also of the sub-culture, and of the specific individuals, and they are everchanging.